Trenggalek - Pasar Pon menjadi bangunan ikonik berarsitektur Eropa di pusat kota Trenggalek. Namun, kondisi itu tidak sebanding dengan perputaran perekonomian di dalam pasar yang cenderung sepi.
Pasar Pon yang berada di Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan/Kabupaten
Trenggalek ini dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2020, dengan
anggaran Rp 69 miliar. Pembangunan dilakukan untuk menggantikan bangunan lama
yang terbakar pada 25 Agustus 2018.
Dahulu, Pasar Pon memiliki desain yang biasa, layaknya pasar tradisional di
Indonesia. Sedangkan dalam pembangunan gedung baru, desain pasar diubah total
menjadi lebih modern dengan gaya arsitektur Eropa. Desain pasar mengadopsi
Borough Market London.
Setelah pembangunan selesai, ratusan pedagang yang
sebelumnya menempati tempat penampungan sementara kembali beroperasi di Pasar
Pon Trenggalek pada April 2021. Dua tahun berjalan, kehidupan Pasar Pon tak seperti yang diharapkan.
Megahnya bangunan ternyata tidak berbanding lurus dengan perputaran
perekonomian di dalam pasar.
Para pedagang mengaku, kondisi pasar saat ini
cenderung sepi, akibatnya omzet penjualan mengalami penurunan drastis. Salah seorang pedagang Fitri mengatakan, minat masyarakat untuk berbelanja di Pasar Pon sangat
rendah. Bahkan kadang dalam satu hari pedagang tidak mendapatkan konsumen sama
sekali.
Menurut Kepala Dinas Koperasi
Usaha Mikro dan Perdagangan atau Diskomidag Trenggalek, Saniran, sepinya pembeli di pasar yang dibangun dengan dana
APBN senilai Rp 73,8 miliar ini disebabkan karena perdagangan elektronik/online yang semakin digandrungi masyarakat.
Para pedagang mengaku tidak tahu secara pasti
penyebab merosotnya omzet penjualan di Pasar Pon Trenggalek. Padahal, bangunan
pasar lebih modern dan bersih. Rendahnya
tingkat kunjungan di pasar tersebut menjadi perhatian serius dari pemerintah
daerah. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mendongkrak tingkat kunjungan.
Kini, setiap malam terdapat pujasera angkringan yang menyajikan aneka kuliner dan tempat nongkrong. Banyak pengunjung yang menikmati angkringan tersebut. Namun kondisi itu ternyata tidak berdampak pada kunjungan di siang hari. Transaksi pedagang di dalam pasar tetap sepi.